Seni Bonsai Pemandangan (Landscape)

Filsafat dasar dari Shuihan Penjing adalah “Yuan yi zi ran, gao yi zi ran” (Inspirasi dari alam dan mengacu pada kesempurnaan alam).

Konsep dasar Shuihan Penjing adalah menampilkan suatu cuplikan panorama alam yang menggambarkan pohon-pohon yang tumbuh di daratan pinggir danao atau sungai; dan elemen air tersebut direpresentasikan dengan ruang kosong dasar wadah tanam, biasanya memakai pot tipis yang terbuat dari marmer putih.


Untuk mempertegas kesan air yang dalam, biasanya dipakai bebatuan yang bagian bawahnya dipotong rata dan kemudian ditempelkan ke dasar wadah untuk membentuk garis pinggir sungai ataupun pulau-pulau kecil. Dengan bentuk bebatuan demikian, terkesan sebagian batunya berada di bawah permukaan air sehingga walaupun tidak ada air benaran, ilusi permukaan air dapat ditampilkan secara apik.


Pohon yang ditampilkan bisa saja tunggal atau berkelompok, bisa tumbuh di atas batu, bentuk raft dan lain-lain dengan berbagai gaya. Yang penting adalah bagaimana menampilkan gaya pohon tersebut sesuai dengan frnomena alam serta tema yang ingin disampaikan; termasuk hukum hortikultura dan aspek fisiologi serta morfologi tanaman. Contohnya, pohon yang hidup di pinggiran sungai biasanya cenderung untuk tumbuh mengarah ke sumber air mengikuti arah pertumbuhan akar.


Wadah tanamnya tidak diusahakan berwarna putih dan tidak harus terbuat dari marmer; tetapi harus diakui, wadah yang terbuat dari marmer putih tetap memberi nuansa yang lebih indah khususnya dalam merefleksikan nuansa air. Yang penting wadah tersebut harus setipis mungkin karena dengan wadah yang tipis, kesan ruang panoramannya akan lebih luas, presentasi pohonnya lebih kuat dan permukaan airnya akan terkesan lebih dalam.

Ada tiga aspek estetika dasar yang sangat penting dalam membuat Shuihan Penjing yaitu Komposisi, Dimensi dan Perspektif. Ketiga teori dasar tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan erat dalam membentuk hasil keseluruhan yang harmonis.