PERSIAPAN BONSAI UNTUK IKUT KONTES

HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM TANAMAN KONTES BONSAI

Mengikuti kontes bonsai, bukan asal tampil begitu saja. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan, bahkan dalam waktu yang cukup lama. Namun kenyataannya, masih banyak dijumpai di arena kontes, bonsai yang tampil apa adanya. Lantas, bagaimana sebaiknya mempersiapkan bonsai untuk kontes supaya tampil maksimal.




Meski tidak serumit calon pengantin, ada baiknya peserta kontes bonsai mempersiapkan bonsainya sedemikian rupa agar penampilan nya betul-betul prima. Lepas dari soal menang atau tidak, kalau bonsai kita tampil prima maka akan mengundang pesona tersendiri dari pengunjung. Penampilan prima itu bukan hanya dari sisi tanamannya sendiri, melainkan juga pot atau wadahnya. Masih saja ada yang melupakan, bahwa bonsai itu merupakan satu kesatuan antara pohon (sai) dan wadahnya (bon).

TAHAPAN PERSIAPAN TANAMAN BONSAI SEBELUM KONTES

  • Pertama-tama kita harus mengenal sifat dari tanaman yang akan ditampilkan. Hal ini penting untuk mempersiapkan bagaimana menjadikan tanaman itu bisa tampil prima, mulai dadri perdaunan, perantingan dan sebagainya.
  • Jauh sebelum kontes, perlu dipikirkan, kapan waktu yang tepat untuk melakukan pruning atau digundul. Hal ini perlu diperhitungkan saat ikut kontes nanti didapatkan daun yang kelihatan muda dan sehat, tampilan yang prima pada ranting dan anak ranting, bahkan juga silhouette tanaman secara keseluruhan.
  • Terkait pruning, kapan sebaiknya dilakukan shaping atau pembuangan ranting-ranting yang tidak perlu, supaya kelihatan rapi, tidak semrawut dan memberikan kesan yang mendalam.
  • Bersihkan dengan sikat pada batang dan cabang dari jamur-jamur dan kotoran, buang bagian yang keropos, agar tanaman tampak lebih sehat dan tidak terkesan jorok atau tak terpelihara.
  • Bukalah kawat-kawat yang sudah tidak diperlukan. Kalau masih memerlukan lilitan kawat, pakailah kawat yang warnanya tidak mencolok. Misalnya, pakai kawat tembaga atau kawat aluminium yang dicat rapi.
  • Jika menggunakan keringan, sikatlah keringan tersebut supaya bersih dari kotoran dan jamur, pakailah fungisida, dan hindarkan warna yang tidak alami.
  • Pakailah pot yang cocok bentuk, warna dan ketebalannya dengan sosok tanaman. Bonsai yang berkarakter kuat, kokoh, maskulin, sebaiknya menggunakan pot persegi empat atau enam. Sebaliknya, kalau tanaman berkesan ayu, luwes, feminin, sebaiknya menggunakan pot berbentuk oval atau bulat.
  • Hindarkan pot yang memiliki warna terang dan motif yang mencolok. Pilihlah warna alami, warna terakota, biru gelap, hijau tua, warna batu hijau lumut, dan semacamnya. Kalau memakai pot keramik, perhitungkan pula glazuur atau aspek mengkilapnya agar tidak mengalahkan pohonnya.
  • Bersihkan pot dari kotoran, lumut, bekas endapan air siraman, tempelan bekas stiker pada kontes sebelumnya. Saputlah dengan semir warna netral. Dalam hal ini perlu diingatkan berulangkali, bahwa panitia tidak diperkenankan menempelkan stiker apapun di pot, sebab sesungguhnya tampilan pot termasuk bagian yang dinilai.
  • Jika menggunakan media tanah, bersihkan dari gulma atau rumputan. Aturlah kontur tanah sedemikian rupa agar memberikan kesan alami dan sudah lama berada di pot (bukan baru ditimbun). Hindarkan penggunaan pasir Bromo atau pasir Malang yang merata menutup semua permukaan. Hal ini mengesankan bahwa tanaman tersebut labil. Padukan media pasir itu dengan tanah, lumut atau bebatuan sesuai dengan kesan pohon yang hendak ditampilkan. Misalkan pohon tersebut diimajinasikan hidup di daerah tandus, tentunya jangan ada lumut atau rumputan, tapi pakailah media bebatuan atau sedikit pasir, sesuai dengan alam aslinya.