Cara Penyusuan Tanaman Bakalan Bonsai

Cara Penyusuan tanaman Bakalan Bonsai tergolong cara perbanyakan vegetatif yang masih baru. Meskipun demikian, cara ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Cara penyusuan banyak dilakukan untuk mendapatkan bakalan bonsai yang lebih menarik. Kadang-kadang teknik ini juga dpakai untuk menambahkan cabang yang baru agar bakalan bonsai lebih indah dan proporsional.

Proses penyusuan membutuhkan dua individu tanaman yang masih berakar. Lewat proses penggabungan diharapkan tanaman yang satu menunjang tanaman di atasnya. Setelah menyatu, maka akan didapat tanaman baru. Prinsipnya mirip dengan batang atas dan batang bawah. Tetapi karena yang satu dianggap memberi hara atau menyusul tanaman yang lain, maka istialahnya menjadi penyusuan.


Pada awal penyusunan tanaman dibiarkan menyatu pada tanaman induk masing-masing. Dengan demikian pemberian hara masih ditanggung sendiri. Inilah yang membuat tingkat keberhasilan penyusuan cukup tinggi. Seandainya gagal, maka tanaman tetap tumbuh sebaga individu kembali.

Tanaman yang digunakan untuk menyusui sebaiknya berasal dari biji yang disemai. Minimum umurnya sudah satu tahun. Diameter batangnya cukup besar sehingga mampu menyangga batang susuan dengan baik. Umur tanaman yang hendak menyusui dan batang yang hendak disusui sebaiknya tdak jauh berbeda. Kalau tidak, usahakan lingkar batang keduanya tidak jauh berbeda.

Berdasarkan tujuan yang hendak diterapkan pada bakalan bonsai, penyusuan terbagi menjadi dua, yaitu penyusuan untuk mendapat batang atas yang baru dan penyusuan untuk menambah cabang pada tanaman lama.

Kedua cara ini memiliki langkah pengerjaan yang sama. Hanya setelah sambungan terjadi, maka proses pemotongan batangnya berbeda. Langkah-langkah pengerjaannya sebagai berikut.

Siapkan dua batang tanaman. Tanaman yang nantinya akan menyusui harus lebih baik perakarannya. Tanaman yang hendak disusui bisa tanaman muda, bisa juga cabang dari pohon.
Pada bagian yang hendak disambung, lakukan sayatan membulat. Sayatan dibuat tipis, tetapi mengenai pada kulit dan kayunya. Sayatan jangan sampai mengenai kortek karena batang bisa patah. Hal ini dilakukan pada kedua cabang tanaman. Sebaiknya lebar dan panjang sayatan dibuat sama sehingga bila ditautkan tidak berongga.
Tautkan kedua cabang pada bagian yang disayat. Rapatkan agar tidak berongga. Lalu bebat dengan tali rafia. Agar ikatan kencang, maka mengikatnya sambil ditarik. Lakukan pembebatan dari bawah dengan sistem genting. Rawatlah kedua tanaman ini hingga sambungan terlihat menyatu.
Bila akan mengganti batang atas suatu tanaman, maka bagian tanaman yang tidak diharapkan dipotong. Satu batang bawah dan satu batang atas dibuang sehingga tinggal batang bawah dan batang atas yang diinginkan.
Seandainya akan menambah cabang baru pada tanaman, maka bagian yang dipotong hanya bagian bawah. Dengan demikian, didapat tanaman yang memiliki percabangan baru.