Cara Membentuk Bakalan Bonsai Dan Bonsai Jadi

Banyak kriteria bonsai yang diterapkan pada bakalan bonsai. Bagaimana Cara membentuk bakalan bonsai dan bonsai jadi??Misalnya : ukuran tanaman, gaya yang dianut, klasifikasi jumlah yang ditanam dalam pot, ditanam di dalam batu, atau berupa suiseki.

Ukuran bonsai sudah jelas kerdil. Namun, pengertian kerdil ini luas. Bisa saja tanaman yang tingginya 1 m disebut kerdil, sedangkan tanaman yang tingginya hanya 0,5 m tidak dikatakan kerdil. Masalah ini harus dikembalikan pada jenis tanamannya. Tanaman kerdil jelas memiliki penampilan yang jauh lebih mungil dari tanaman aslinya.


Itulah sebabnya tanaman asam atau sisir setinggi 1 m disebut kerdil karena aslinya bisa mencapai puluhan meter. Adapun tanaman herba atau semak yang kurang dari 1 m tidak bisa disebut kerdil karena tinggi tanaman aslinya memang seperti itu juga.

Berdasarkan kriteria tinggi tanaman, bonsai jadi terbagi dalam lima golongan seperti berikut ini:

Amat kecil, mini (mame bonsai) yakni tanaman yang memiliki tinggi tak lebih dari 15 cm.
Kecil, Small (ko bonsai), tingginya antara 15-30 cm.
Sedang, medium tingginya antara 30-45 cm
Besar, large tingginya 45-75 cm. Bonsai berukuran sedang dan besar termasuk dalam kriteria chiu bonsai. Biasanya chiu Bonsai memiliki tinggi 30-60 cm.
Sangat besar, extra large, yakni bonsai dengan tinggi lebih dari 75 cm. Di Jepang, bonsai yang memiliki tinggi lebih dari 60 cm digolongkan dalam dai bonsai.

Gaya tanaman yang dapat diterapkan pada bonsai amat beragam. Gaya atau style ini didasarkan pada bentuk tanaman secara keseluruhan. Sekarang kriteria bonsai sudah sangat luas. Para pakar serta maestro bonsai bahkan banyak yang mengembangkan gaya sendiri yang berbeda dari umum dan mampu menciptakan kesan yang mendalam. Gaya yang menyimpang ini dikenal dengan gaya kontemporer.

Gaya dasar bonsai sesungguhnya hanya lima. Gaya-gaya lain yang ada sekarang bila diperhatikan masih memiliki unsur kelima gaya utama tersebut. Kelima gaya dasar tersebut adalah

chokkan, formal upright, atau tegak lurus.
tachiki, informal upright, atau tegak.
shakan, slanting, atau miring.
han-kengai, semi-cascading, setengah menggantung dan,
kengai, cascading, menggantung serupa air terjun.

Pengembangan dari kelima gaya dasar ini sangat bervariasi. Gaya-gaya itu antara lain:

bankan, coiled, atau melingkar.
hoki zukuri, broom, atau berbentuk sapu terbalik.
fuki nagashi, wind swept, tertiup angin.
nejikan, twisted, terpelintir.
neagari, exposed root, penonjolan akar.
shidare zukuri weeping, merunduk, dan
bunjin, free style, gaya bebas.

Sedikit berbeda dengan gaya yang telah diebutkan di atas, ada juga bonsai yang ditanam di atas batu. Jenis ini ada dua macam, yaitu isithisuki, rock planting, tumbuh di batu dan sekijoju, on the rock, mencengkeram batu.

Berdasarkan jumlah batang yang dimilikinya, bakalan bonsai dibedakan menjadi:

tankan, berbatang satu
sokan, berbatang dua
sankan, berbatang tiga
gokan, berbatang lima
nanakan, berbatang tujuh
kyukan, berbatang sembilan.

Bakalan bonsai juga dapat ditanam secara berkelompok atau grouping. Berdasarkan jumlah pohon yang ditanam dalam satu pot, bonsai dibedakan menjadi beberapa kategori:

ippon-ue , satu pohon
soju, dua pohon
sambon yose, tiga pohon
gohon yose, lima pohon.
nanahon yose, tujuh pohon
kyuhon- yose, sembilan pohon
yose-ue, lebih dari sembilan pohon.

Bakalan bonsai dapat pula dibuat agak lain. Pengertian agak lain di sini bukan dimaksudkan untuk ditanam sebagai elemen taman, melainkan dibuat dengan gaya tersendiri yang disebut saikei.

Saikei adalah miniatur dari pemandangan alam yang disajikan dalam sebuah pinggan atau pot yang dangkal. Bentuknya bisa berupa tiruan pemandangan sebuah rumah di pedesaan dengan pepohonan di sekelilingnya. Bisa juga ditampilkan pemandangan hutan yang lebat dengan pepohonan dan air terjun. Bahkan, tebing karang terjal dengan beberapa pohon kerdil yang hidup pun bisa ditampilkan.

Walaupun mirip dengan groupimg bonsai atau bonsai yang ditanam secara berkelompok, saikei memiliki perbedaan. Pada saikei bentuk lain seperti rumah-rumahan, binatang, jembatan atau bentuk tiruan yang berukuran mungil lainnya dengan bebas bisa disertakan. Penataan tanah atau karang pada saikei juga bisa bervariasi. Tiruan bentuk gunung, tebing, pinggiran sungai, air terjun, dan sebagainya bisa diterapkan.