Cara Dan Dosis Pemupukan Tanaman Bonsai

Ada perbedaan antara pemupukan bakalan bonsai dengan pemupukan yang biasa dilakukan pada budidaya tanaman secara umum. cara dan dosis pemupukan tanaman bonsai dan Pemupukan bakalan bonsai dimaksudkan untuk menyediakan unsur hara secara stabil, tidak dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Itulah sebabnya pemupukan pada bakalan bonsai tidak perlu sering dilakukan seperti pada tanaman lain.

Perlu diingat tujuan utama pemeliharaan bonsai adalah mempertahankan bentuk supaya tetap kerdil. Justru pertumbuhan yang lambatlah yang ingin dipertahankan.

Pupuk yang aman digunakan adalah pupuk organik. Bakalan bonsai yang berukuran cukup besar dapat diberi kompos tiga tahun sekali. Pupuk anorganik yang daya ketersediaan hanya lambat juga ideal digunakan untuk bakalan bonsai.


Pupuk seperti ini aman karena tidak melepas kandungan haranya sekaligus sehingga tidak memungkinkan tanaman terbakar karena kebanyak pupuk. Beberapa merek dagang yang tersedia di pasaran sebagai pupuk slow release antara lain Hyponex Dekastar, dan Dekaform.

Pemangkasan

Bonsai akan berkurang keindahannya bila cabang atau daunnya terlalu banyak atau tumbuh tidak proporsional. Hal ini bisa diatasi dengan pemangkasan atau pruning. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi cabang atau daun yang tumbuh terlalu lebat dan untuk membuang cabang atau ranting yang tumbuh tidak proporsional.

Pemangkasan dilakukan apabila dijumpai masalah seperti di atas. Jadi waktunya bisa kapan saja tak perlu periode khusus seperti yang banyak dilakukan terhadap tanaman besar yang dibudidayakan.

Agar pemangkasan tidak merusak pertumbuhan tanaman, sebaiknya jangan melakukan pemangkasan menjelang atau pada musim kemarau. Tanaman yang banyak dikurangi cabang atau daunnya pada waktu seperti itu akan menderita karena sulit menyembuhkan diri.

Cabang memegang peranan penting dalam membentuk keseimbangan bonsai. Cabang yang baik harus besar di pangkal dan mengecil ke bagian ujung. Bila terdapat cabang yang ukurannya hampir sama dari pangkal samapi ke ujung, maka cabang tersebut dibuang.

Selain ukuran cabang, arah tumbuh cabang juga perlu diperhatikan. Cabang yang mengarah ke atas, bila masih proporsional, dapat diperbaiki dengan kawat atau tali. Bila memang jelek, sebaiknya dipangkas saja.

Pemangkasan akan memacu pertumbuhan cabang, ranting, serta daun baru. Selain itu, pemangkasan yang rutin bisa mengubah ukuran daun menjadi lebih kecil sehingga makin serasi dengan kekerdilan batangnya. Kriteria percabangan dengan ranting lengkap yang proporsional adalah bila bentangan ranting yang terlebar ukurannya mencapai setengah dari panjang cabangnya.

Teknik pemangkasan yang berkesan kejam sering dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan dengan penggundulan atau pemangkasan total (total pruning). sebagian cabang dan ranting dikurangi dan semua daun dihabiskan. Biasanya pemangkasan seperti ini bertujuan merangsang munculnya bunga dan buah. Selain itu, juga bisa mengecilkan ukuran daun.

Sayangnya pemangkasan total tidak dapat dilakukan pada semua jenis tanaman. Beringin, pinus, dan loa kurang toleran terhadap teknik ini. Jenis tanaman yang tahan terhadap total pruning antara lain bunut, asam, beringin karet, soka murbei, dan siantho. Kondisi tanaman yang dipangkas total harus sehat dan subur.

Bentuk percabangan yang ideal tidak bisa diperoleh dalam sekali pemangkasan. Bentuk ideal biasanya baru didapat setelah beberapa kali pemangkasan. Setelah pemangkasan biasanya tanaman terlihat merana. Baru setelah pulih dari sakit akibat pemangkasan akan didapat tanaman yang lebih segar.